Sebagai suatu aktivitas sosial, public relations muncul sejak adanya manusia di bumi ini. Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia harus berinterkasi dengan sesamanya. Mereka saling bertukar barang (barter), kerja sama untuk bertahan hidup maupun menjalin relasi untuk reproduksi. Semuanya memerlukan kemampuan komunikasi untuk bernegosiasi. Inilah bentuk sederhana dari aktivitas public relations. Dengan kata lain, aktivitas public relations sebenarnya selalu dilakukan manusia sehingga selalu hadir dalam kehidupan. Sifat selalu hadir ini yang disebut Suzane Hosley (2009) sebagai “ubiquitous nature of Public Relations”. “Prinsip-prinsip public relations telah diketahui, dipelajari, dan dipraktikkan sejak berabad-abad lamanya”. (Leahigh, 1993: 24). “public relations sama tuanya dengan peradaban, karena semua aktivitas nya adalah upaya untuk memersuasi. Banyak taktik persuasi yang digunakan sekarang telah digunakan oleh pemimpin masyarakat selama ribuan tahun “
WISATA ALAM MUSIM INDAH KAPUAS HULU
Ini berawal ketika penulis mengikuti kegiatan kampus namanya Kampung Riset. Tahun ini pelaksanaannya di Kapuas Hulu. Ngomongin soal Kapuas Hulu, yang mendominasi daerah ini yaitu daratan dan perairan. Kebetulan, saat itu penulis ditempatkan di desa Sekubah selama seminggu. Kegiatan selama disana yaitu melakukan penelitian tentang sesuatu yang unik disana.
Pada Hari keempat, penulis beserta rekan diajak jalan-jalan ke sebuah air terjun sama warga. Perjalanan dari pos kami menuju tempat itu kurang lebih 30 menit menggunakan sepeda motor. Kalau dilihat secara geografis, tempat ini dikelilingi oleh banyak bukit dan jalannya juga berbukit-bukit.
Sesampainya disana, kami mulai memasuki kawasan tersebut dan sudah disambut dengan plang bertuliskan “Wisata Alam Musim Indah” yang didukung sinar matahari sore yang menyelinap disela-sela pohon. Kami menyusuri sambil melihat-lihat aktivitas yang ada di tempat ini. Ternyata daerah ini selain banyak pohon, lumut juga tumbuh subur diderah ini. Cocok digunakan untuk penelitian serta pengembangan plasma nutfah yang ada di Kalimantan Barat.
Akhirnya kami tiba di air terjun, segera kami mulai melepas alas kaki dan barang-barang kami di tepi sungai. Spontan kami langsung turun dan menyusuri tempat ini, sayangnya air terjunnya lagi surut sehingga frekunsi aliran air tidak laju. Walaupun airnya berwarna coklat tapi tetap jernih, meskipun lagi surut kita harus hati karena batunya licin dan tajam. Tak lupa kami juga berenang di dasar air terjun.
Hari semakin sore, sehingga kami harus bergegas pulang untuk menyiapkan makan malam. Lokasi tempat ini berada pada persimpangan jalan menuju ke Pasar Jongkong. Kalau Jongkong belok kiri, kawasan air terjun belok kanan. Itulah beberapa penjelasan yang bisa penulis berikan, semoga bermanfaat.
Penulis : Hikmah Utami
Pintu gerbang |
Ini berawal ketika penulis mengikuti kegiatan kampus namanya Kampung Riset. Tahun ini pelaksanaannya di Kapuas Hulu. Ngomongin soal Kapuas Hulu, yang mendominasi daerah ini yaitu daratan dan perairan. Kebetulan, saat itu penulis ditempatkan di desa Sekubah selama seminggu. Kegiatan selama disana yaitu melakukan penelitian tentang sesuatu yang unik disana.
Pada Hari keempat, penulis beserta rekan diajak jalan-jalan ke sebuah air terjun sama warga. Perjalanan dari pos kami menuju tempat itu kurang lebih 30 menit menggunakan sepeda motor. Kalau dilihat secara geografis, tempat ini dikelilingi oleh banyak bukit dan jalannya juga berbukit-bukit.
Sesampainya disana, kami mulai memasuki kawasan tersebut dan sudah disambut dengan plang bertuliskan “Wisata Alam Musim Indah” yang didukung sinar matahari sore yang menyelinap disela-sela pohon. Kami menyusuri sambil melihat-lihat aktivitas yang ada di tempat ini. Ternyata daerah ini selain banyak pohon, lumut juga tumbuh subur diderah ini. Cocok digunakan untuk penelitian serta pengembangan plasma nutfah yang ada di Kalimantan Barat.
Foto (Hikmah Utami) : suasana hutan di Kapuas Hulu |
Akhirnya kami tiba di air terjun, segera kami mulai melepas alas kaki dan barang-barang kami di tepi sungai. Spontan kami langsung turun dan menyusuri tempat ini, sayangnya air terjunnya lagi surut sehingga frekunsi aliran air tidak laju. Walaupun airnya berwarna coklat tapi tetap jernih, meskipun lagi surut kita harus hati karena batunya licin dan tajam. Tak lupa kami juga berenang di dasar air terjun.
Hari semakin sore, sehingga kami harus bergegas pulang untuk menyiapkan makan malam. Lokasi tempat ini berada pada persimpangan jalan menuju ke Pasar Jongkong. Kalau Jongkong belok kiri, kawasan air terjun belok kanan. Itulah beberapa penjelasan yang bisa penulis berikan, semoga bermanfaat.
Penulis : Hikmah Utami
Comments
Post a Comment