EVOLUSI HUMAS: BAGAIMANA PROFESI BERKEMBANG DAN KEMANA ARAHNYA Skip to main content

EVOLUSI HUMAS: BAGAIMANA PROFESI BERKEMBANG DAN KEMANA ARAHNYA

               Sebagai suatu aktivitas sosial, public relations muncul sejak adanya manusia di bumi ini. Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia harus berinterkasi dengan sesamanya. Mereka saling bertukar barang (barter), kerja sama untuk bertahan hidup maupun menjalin relasi untuk reproduksi. Semuanya memerlukan kemampuan komunikasi untuk bernegosiasi. Inilah bentuk sederhana dari aktivitas public relations.                Dengan kata lain, aktivitas public relations sebenarnya selalu dilakukan manusia sehingga selalu hadir dalam kehidupan. Sifat selalu hadir ini yang disebut Suzane Hosley (2009) sebagai “ubiquitous nature of Public Relations”. “Prinsip-prinsip public relations telah diketahui, dipelajari, dan dipraktikkan sejak berabad-abad lamanya”. (Leahigh,   1993: 24). “public relations sama tuanya dengan peradaban, karena semua aktivitas nya adalah upaya untuk memersuasi. Banyak taktik persuasi yang digunakan sekarang telah digunakan oleh pemimpin masyarakat selama ribuan tahun “

EVOLUSI HUMAS: BAGAIMANA PROFESI BERKEMBANG DAN KEMANA ARAHNYA



            Sebagai suatu aktivitas sosial, public relations muncul sejak adanya manusia di bumi ini. Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia harus berinterkasi dengan sesamanya. Mereka saling bertukar barang (barter), kerja sama untuk bertahan hidup maupun menjalin relasi untuk reproduksi. Semuanya memerlukan kemampuan komunikasi untuk bernegosiasi. Inilah bentuk sederhana dari aktivitas public relations.

            Dengan kata lain, aktivitas public relations sebenarnya selalu dilakukan manusia sehingga selalu hadir dalam kehidupan. Sifat selalu hadir ini yang disebut Suzane Hosley (2009) sebagai “ubiquitous nature of Public Relations”. “Prinsip-prinsip public relations telah diketahui, dipelajari, dan dipraktikkan sejak berabad-abad lamanya”. (Leahigh,  1993: 24). “public relations sama tuanya dengan peradaban, karena semua aktivitas nya adalah upaya untuk memersuasi. Banyak taktik persuasi yang digunakan sekarang telah digunakan oleh pemimpin masyarakat selama ribuan tahun “ (Newsom Scott &  Turk, 1993). Kondisi ini senada dengan tulisan L’Etang (2004) yang menyebut perkembangan public relations sebagai aktivitas sama seperti jurnalistik, yaitu mulai ada sejak era Yunani dan Romawi, karena kajian public relations sangat terkait dengan kajian retorika, persuasi dan bahkan sophistry.

            Public Relations semakin berkembang ketika dunia industri mengalami perkembangan setelah revolusi industri di Eropa dan menjalar ke bagian dunia lain, seperti Amerika Serikat dan Asia. Perkembangan dunia industri pun bersinggungan dengan berbagai aspek sosial kehidupan, seperti munculnya relasi majikan dan pekerja, pemasaran produk yang luas, dan pencarian bahan mentah industri yang lintas negara dan benua. Hal ini membuat praktik public relations makin meluas dan tekait berbagai bidang, seperti bisnis, ilmu politik, psikologi, komunikasi massa, antropologi, sosiologi, pemasaran maupun pemerintahan. Kondisi inilah yang pada akhirnya, ketika kajian teoritis terhadap public relations mulai berkembang, bidang tersebut banyak memengaruhi ilmu public relations. Berbagai literatur seperti Botan dan Hazelton (1984), Greenwold 2010, Grubig dan Hunt (1984), Grunig (1989),Hallahan (1999), Ihlen dan Van Ruler (2009), dan Sisco, Collin, & Zock (2011) menyebut public relations sebagai ilmu sosial yang bersifat disiplin ilmu. Sementara itu, Edward Bernays dan Edward Robinson (Culbertson, 1993: Grunig dan Hunt,  1984)menyebut public relations sebagai ilmu sosial dan perilaku terapan, karena hasil integrasi elemen teoritis dan praktis.

            Kemudian public relations berkembang dalam konteks organisasi. Ivy Leedbetter mengenalkan prinsip pemberian informasi “tell the truth” untuk mengatasi krisis yang menimpa perusahaan kereta api di Pensylvania, Amerika Serikat di awal abad ke-20. Prinsip ini dapat dilakukan karena mengacu tulisan Cutlip (1994), Lee ialah praktisi pertama yang diposisikan di lavel manajemen. Saat itu Lee fokus pada kebijakan manajemen, yaitu “good policy makes good public relations” yang mendefinisikan public relations sebagai aktivitas yang terlibat dalam mengekspresikan ide atau kebijakan organisasi (Lamme dan Russel, 2010). Pengekspresian ini mengandung arti bahwa kebijakan organisasi perlu didasari saran atau informasi dari praktisi public relations. Terkait kepentingan publik, kemudian publik harus diberi tahu proses pengambilan kebijakan termasuk apa saja isu terkait kepentingan mereka, yang menjadi dasar bagi Grunig dan Hunt (1984) memunculkan model public Information. Gagasan Lee ini dianggap awal public relations modern (Grunig dan Hunt,  1984), dan Lee sendiri dianggap sebagai the father of Public Relations (Newsom, dkk, 1993: 43). Secara umum, Amerika Serikat dianggap tempat berkembangnya public relations sebagai profesi dan kajian Akademis (Grunig &  Hunt, 1984; Honsley, 2009,  L’Etang, 2008, Raaz & Wahmeier, 2011; Seitel 2001), bersamaan dengan penggunaan opini publik (Podnar &  Golob, 2009). Tetapi beberapa tulisan menyebut bahwa Eropa memberikan sumbang sih besar (L’Etang, 2004,  Raaz dan Wahmeier, 2011) akibat perkembangan industri yang memang di mualai saat revolusi industri di Eropa.

            Fase perkembangan lainnya disampaikan Edward Bernays sebagai pionir kajian public relations di awal abad ke-20. Bernays berangkat dari disiplin psikologi. Pemikiran Bernays yang terkenal adalah konsep public relations counsel, yaitu praktisi sebagai penasehat manajemen. Konsep ini mengembangkan praktik public relations sebagai aktivitas membantu manajemen menginterpretasi publik dan membantu publik menginterpretasi manajemen. Konsep ini ditawarkan Bernays untuk merespon banyaknya propaganda yang cenderung negatif dan manipulasi. Bernays meletakkan dasar bagi praktek komunikasi yang profesional. Sebelumnya, public relations yang dikenal sekarang lebih bersifat prees-agentry dan publisitas langsung. Pada akhirnya Bernays mengenalkan konsep “new propaganda”,  yaitu manipulasi yang seimbang dengan memperhatikan persetujuan publik dan berdasarkan riset serta mengedepankan aspek etis melalui interpretasi dua arah (Culbertson, dkk, 1993; Grunig & Hunt, 1984; Lamme &  Russel, 2010).

            Grunig & Hunt (1984) mengenalkan empat model public relations yang menunjukkan empat fase praktik public relations: prees-agentry, public Information, two-way-asymmetric, dan two-way-symmetric. Pada awalnya aktivitas public relations hanya sebatas sebagai agen penyedia informasi bagi media (prees-agentry). Kemudian berkembang menjadi penyedia informasi bagi publik (public Information). Terakhir, aktivitas public relations mulai berfokus membuka saluran komunikasi dua arah, baik yang bersifat seimbang (simetris) maupun yang bersifat asimetris.

Comments

Popular posts from this blog

Ilmu Komunikasi Islam

                                      Bab 2 SUMBER ILMU KOMUNIKASI ISLAM                                       sumber ilustrasi : Rubik - Okezone A.     PENDAHULUAN             Sebagai sebuah ilmu, komunikasi Islam memiliki sumber utama yang sangat potensial untuk digali, yaitu dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Meskipun tidak terkumpul dalam satu tempat, tetapi bahan baku ilmu komunikasi Islam yang terdapat dibanyak tempat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah sangat memungkinkan untuk memformat ilmu komunikasi Islam secara sistematis, sehingga menjadi ilmu yang mudah dimanfaatkan oleh akademisi dan masyarakat secara umum.             Selain Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan ilmu-ilmu pendukung untuk memahaminya, kitab-kitab para ulama baik yang lama maupun kontemporer juga banyak yang bisa menjadi bahan baku yang bisa diolah untuk membangun ilmu komunikasi Islam.             Sumber lain yang tidak kalah pentingnya dalam memformat ilmu komunikasi Islam adalah ilmu komunikasii y

FAKTOR MANUSIA DALAM HUMAN RELATIONS

FAKTOR MANUSIA DALAM HUMAN RELATIONS        Selamat datang di blog saya. Kali ini saya akan memberikan informasi yang mudah-mudahan bisa membantu para pembaca dalam menambah referensi dan wawasan. ohh iyaa... jangan lupa bagi temen-temen yang ingin tulisan ini atau tulisan yang lainnya, inbox aja lewat email hikmah yah... ok langsung cek aja                                      sumber gambar: Ilmu Psikologi          Titik sentral human relations adalah manusia. dan titik sentral human relations dalam organisasi kekaryaan adalah karyawan. Manusia karyawan ini harus ditinjau dari segi manusiawinya. Untuk mempraktekkan human relations, seorang pemimpin perlu sedikit banyak mempelajari sifat tabeat manusia karyawan tadi. Meskipun tidak secara mendalam, pemimpin oraganisasi perlu memahami mengapa para karyawan satu sama lainnya berbeda dalam tabeat dan tingkah-lakunya; dan perlu mengetahui bagaimana tingkah laku mereka dalam hidup berkelompok dan bermasyarakat.               Bahwa m

SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI ANDALUSIA

SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI ANDALUSIA                           Asbania atau Iberia yang saat ini dikenal dengan kerajaan Spanyol, semula berasal dari wilayah kekuasaan bangsa Vandal, yang kemudian oleh bangsa Arab disebut Andalusia. Andalusia pada abad ke-2 sampai dengan abad ke-5 M menjadi wilayah Kekaisaran Romawi, tetapi kemudian di taklukan oleh bangsa Vandal pada abad ke-5 M. Selanjutnya datanglah bangsa Vandal sampai ke Afrika.             Pada awalnya kerajaan bangsa Gothia ini kuat sekali, namun kemudian timbul perpecahan dikalangan bangsa itu hingga pada akhirnya kejayaan kerajaan itu memudar dan mengalami kemunduran. Setelah Raja Gothia meninggal pada tahun 710 M, dia digantikan oleh Roderick. Seorang penguasa zalim yang tidak disukai bahkan oleh rakyatnya sendiri. Sehingga para puteri Witiza bekerja sama dengan Graff Yulian yang sama-sama memusuhi Roderick meminta bantuan kepada Musa bin Nushair, gubernur Mu’awiyah di Afrika untuk membebaskan mereka dari tangan Roderick.